Minggu, 30 Desember 2012

5 W 1 H dalam Makan



You Are   ‘What  Where When How and How Much’   You Eat……..
Saya teringat ketika saya masih balita, Ibu saya repot mengejar saya untuk menyuapkan sesendok nasi ke mulut saya. Saya dalam versi kecil berlari menghindar sambil menutup mulut dan berkata “sudah-sudah…..sudah kenyang”. Jam makan bagi saya bagaikan jam meminum obat, saatnya merasakan kepahitan, tidak enak bahkan menjadi momok, walhasil badan saya ketika balita kurus sekali.
Lain Bengkulu lain Semarang, lain dahulu lain sekarang,  ketika saya beranjak dewasa dan dipengaruhi hormon pertumbuhan, semua santapan yang disuguhkan kepada saya bagaikan sajian istimewa dan tentu saja tidak dapat saya tolak. Berat badan saya bertambah-bertambah dan ooops saya malah kebingungan bagaimana cara menurunkannya.
Semakin kita beranjak dewasa, kita makin menyadari bahwa kegiatan makan adalah kebutuhan dasar. Setiap hari kita makan, makanan mempengaruhi kita. Mempengaruhi bentuk dan kualitas fisik kita. Seorang bayi tumbuh cerdas karena selalu diuguhi ASI oleh Ibunya­­­­­­­­ (kurang lebih 2 tahun), ASI mempengaruhi kesempurnaan perkembangan otak dan fisik bayi tersebut. Di tempat lain anak-anak kos yang umumnya berumur remaja beranjak dewasa, biasa memakan segala hal yang berhubungan dengan jajanan. Penyakit tifus mengakrabi kehidupan mereka, karena konon jajanan pinggir jalan dengan harga yang relative murah kebersihannya kurang terjamin. Pada cerita yang berbeda, saya mempunyai teman yang mempunyai bentuk tubuh kurus semampai dan tidak bisa gemuk. Sepanjang saya mengenalnya tidak pernah saya menjumpai Ia dalam keadaan sedikit berisi. Saya yang berbadan gemuk (saat itu) dan sulit sekali menurunkan berat badan saya tentu saja penasaran akan resep teman saya itu. Saya tanyakan kepadanya tentang rahasia berbadan kurus. Ternyata Ia tidak memiliki resep khusus untuk hal tersebut. Ia hanya tidak pernah benar-benar menikmati tiap sendok makanan yang masuk ke dalam mulutnya, alias tidak doyan makan. Sebaliknya saya juga mempunyai kenalan yang sepanjang saya mengenalnya badannya terlihat gemuk, Ia mengalami obesitas. Setelah saya amat-amati ternyata Ia tidak pernah bisa lepas dari kegiatan makan walau hanya berselang kurang dari 2 jam. Makanan adalah sesuatu yang tidak pernah lepas dari jangkauannya.
Makanan dan pola makan mempengaruhi kitamaka tidak salah sebuah ungkapan barat yang mengungkapkan..You are what you eat..”. namun tentu saja ini bukan hanya mengenai “WHAT”..tapi juga dimana “Where” kita mendapatkan makanan, bagaimana “How” proses pengolahan makanan tersebut, kapan “When” waktunya kita makan dan bagaimana “How” cara dan pola makan kita amat berpengaruh pada kesehatan, stamina, kinerja tubuh kita, bentuk badan, bahkan kecerahan warna kulit kita. Jadilah tubuh kita yang sekarang merepresentasikan kegiatan makan kita sehari-hari atau sebaliknya.
Kegiatan makan kita sehari- hari, berlangsung beberapa kali dalam sehari dan terus menerus dilakukan semenjak lahir sampai umur saat ini. Hal tersebut membuat kita menciptakan pola dan gaya makan khas ala ‘diri kita sendiri ’. Pola makan dan gaya makan khas ala ‘diri kita sendiri’ inilah yang acapkali tidak disadari oleh sebagian kita membentuk tubuh menjadi sedemikian rupa. Yang sering kali terjadi hanyalah “ketika saya menginginkan makanan, saya makan makanan tersebut  atau “makanan apa ya, yang menggugah selera saya?”. Padahal kita dapat membentuk diri kita seperti apapun yang kita inginkan dengan membentuk pola makan kita.




Rumusan 5 W 1 H dapat menjadi acuan dalam membentuk pola makan kita. Who I am, Why and What should I eat Every day, Where and When the time I should eat, How I cooked my meal and How I eat.
Sebagai orang dewasa dan muslim saya menyadari hal-hal apa yang harus saya makan, waktu dan tempat, juga bagaimana saya masak dan memakan.
Kehalalan pada makanan dan kriteria thoyiban adalah sesuatu yang menjadi prioritas utama dalam perhatian kita pastinya bila kita menganut islam. Yang uniknya, 5W 1H ini sebenarnya ada dan diajarkan dalam literatur islam.


Sabtu, 03 November 2012

SYURGA ITU BALASAN ATAU TUJUAN AGAMA ?


Rangkuman Penuturan Ulama Mesir, Syaikh Mutawalli Al-Sya^rawi
Mengenai Agama dan Syurga

Orang yang menaati Allah Swt dan Rasulullah SAW di dunia berarti telah menjalankan perintah-Nya, kelak ia akan masuk surga. Akan tetapi apakah masuk surga itu merupakan tujuan agama atau balasan dari agama?

Sesungguhnya surga itu adalah balasan dari agama bagi orang yang taat, sedangkan objek agama sendiri adalah perilaku manusia di dunia. Barangsiapa menjalani kehidupan ini sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya maka balasannya adalah surga. Karenanya, kehidupan akhirat bukanlah objek agama, melainkan justru dunialah yang menjadi kajian agama. Apabila ada seseorang yang ingin memisahkan agama dan dunia, maka kami akan katakan, “Jika demikian, berarti Anda telah menjadikan dunia ini tidak memiliki tempat.”

Anda jangan pernah mengatakan bahwa tujuan dari agama itu adalah kehidupan akhirat, karena itu merupakan tempat pembalasan. Dalam hal ini kita bisa mengambil analogi seperti ini, apakah ujian itu merupakan tujuan belajar? Ataukah, proses belajar yang dijalani oleh para murid sepanjang tahun merupakan objek dari ujian?
Sesungguhnya pelajaran yang dipelajari oleh para murid adalah objek dari ujian. Demikian juga dunia adalah objek dari agama, sedangkan akhirat merupakan balasan bagi orang yang berhasil atau gagal dalam materi tersebut.
Jangan pernah mengatakan , Ini dunia dan ini agama karena tidak ada pemisah antara dunia dan agama. Dunia diciptakan sebagai objek agama. Setelah dunia itu ada barulah diciptakan kehidupan akhirat. Dunia dan akhirat diciptakan sama-sama untuk tujuan agama. Dunia tempat bercocok tanam sedangkan akhirat adalah tempat menuai hasilnya. Inilah yang dipakai untuk membantah orang yang mengatakan bahwa dunia itu terpisah dari agama.




Ketika Adzan Memanggil



Ketika adzan berkumandang….
Allahu akbar..2x..
Ashadualla ila ha ilallah…2x
Ashaduanna Muhammadarrosulullah…2x
Hayya Ala shollaah…2x
Hayya ala Falaah…2x
Allohuakbar…2x
Laa ila ha ilallah…2x
Saat itu saya sedang bermain sebuah game bernama "Zuma", sejenis arcade game yang sedang saya gila-gilai :) . Posisi bermain game kala itu sedang seru-serunya. Lalu saya berkata dalam hati “Wah, sudah adzan..Sudah masuk waktu sholat dzuhur nih, tapi sebentar dulu deh..5 menit lagi saya akan sholat”. Ternyata game yang membutuhkan konsentrasi itu berlangsung lebih dari 5 menit yaitu sekitar 20 menit'an (dan sebenarnya saya tahu bahwa standar saya dalam memainkan 1 levelnya biasanya tidak bisa selesai dalam jangka waktu 5 menit). Kemudian saya bermain lagi, dan bermain lagi karena ternyata saya penasaran untuk meneruskan game tersebut pada level berikutnya setelah level yang tadi selesai. Selesai pada level itu pun saya kembali meneruskan permainan saya. Pada level ini ternyata saya kurang beruntung, saya kalah dalam permainan… tetapi saya amat penasaran…lagi dan lagi, saya kembali bermain.

Ketika saya sadar, saya di dalam kondisi yang amat lelah setelah bermain (kalah pula!!!....). Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 14.00…saya menjerit dalam hati..."Ya Allah". Tetapi beberapa saat kemudian saya kembali menunda shalat. Saya beristirahat selama 10 menit baru kemudian mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat dzuhur. Saat itu, Saya merasa (amat) telah menyia-nyiakan waktu sholat saya dan saya merasa kesal sekali dengan diri sendiri.

Di lain waktu, saya menjumpai peristiwa yang serupa dengan saya. Hal tersebut terjadi pada seorang kenalan saya. Ia adalah orang yang amat saya hormati karena keahliannya. Ia sangat mencitai pekerjaannya, apapun ia lakukan demi kesempurnaan pekerjaannya namun sangat saya sesali hal tersebut tidak terjadi dalam hal ia melaksanakan sholat. Pada waktu datangnya adzan ia mengabaikannya begitu saja, dan hampir datang adzan pada waktu shalat berikutnya  baru ia terburu-buru mengerjakan sholat. Bahkan kadang kadang ia tidak sholat karena merasa pekerjaannya lebih penting daripada sekedar shalat.

Potret diatas mungkin tidak saja dialami oleh saya dan kenalan saya tersebut tetapi juga dialami dengan banyak orang lainnya yang kurang mengerti pentingnya menjaga sholat atau keutamaan mengerjakan sholat, diawal waktu.

Allah swt berfirman: “Celaka bagi orang-orang yang mendirikan sholat, yang mana mereka mendirikannya secara lalai". ( Qs : Al Maun 3-4).

Sesungguhnya apabila Allah telah memanggil kita dalam seruan adzan  maka sudah seharusnya kita memenuhi panggilan-Nya dengan segera. Bukankah dapat kita bayangkan bila kita memanggil seseorang namun panggilan kita tidak dihiraukan…bagaimana perasaan kita? Bila sebagai sesama manusia kita wajib menghormati satu dengan yang lainnya, lalu bagaimana sikap kita kepada Tuhan? 
Dipanggil oleh seorang gubernur atau presiden saja kita harus bersiap diri untuk menghadap dengan performa terbaik kita apalagi dengan Tuhan yang merupakan Raja dari alam semesta.

Dengan bergemanya kalimat : "Allohuakbar" sebaiknya kita langsung menjawab panggilan Allah dan tidak mendahulukan apapun dari pada-Nya.  Allah tidak memberkahi pekerjaan yang membuat kita lalai dari seruan “Allohu Akbar”, karena kita telah sibuk mencari kenikmatan tetapi lupa pada yang Maha Pemberi nikmat.

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa". (Qs : At-Thaaha 132 )

Jadi apakah yang membuat kita lalai untuk menghadap Tuhan? Apakah rezeki? Ulama dari Mesir Syaikh Mutawalli Al- sya’rawi berkata dalam bukunya, "Tirulah shalat Nabi, jangan asal shalat" : “Jika anda mengalami krisis hidup, segera adukan masalah anda kepada Allah SWT. Demikianpun yang dilakukan Nabi SAW ketika menghadapi masalah yang sulit , maka beliau menghadap Allah SWT dengan cara shalat. Dan apabila anda kehilangan sesuatu dan hidup ini terasa sempit bagimu, maka tidak ada jalan kecuali mengadu kepada Allah SWT. 

"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". (QS : At-Thalaq 2-3)


"Peliharalah shalat-shalat-(mu) dan (peliharalah) shalat whustha, dan berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambiil berjalan atau berkendaraan. Dan apabila kamu telah merasa aman , maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkanmu apa yang belum kamu ketahui". (QS Al Baqoroh 238-239) .

Makna “hafidzu” pada ayat diatas sama dengan memelihara yang artinya sama dengan mengingat, lawan dari lupa dan menyia-nyiakan. Maksud keduanya dapat dipahami. Jadi orang yang menjaga sesuatu kemudian melupakannya, berarti ia telah menyia-nyiakannya atau menghilangkannya. Menjaga artinya menjamin kekalnya sesuatu yang kita miliki dan sekiranya bila Allah memberi nikmat shalat kepada kita maka hendaknya kita harus menjaganya.

Sumber : Ulama  Syaikh Mutawalli Al- sya’rawi  “Tirulah shalat Nabi Jangan Asal Shalat”

Berikut ini adalah kutipan saya dari blog seorang  saudara Ogy  Febri Adlha (OFA) mengenai makna dari adzan….
Adzan itu mempunyai arti PANGGILAN, jadi kalau ada adzan berarti kita sedang dipanggil…
Dan panggilan adzan ini adalah panggilan BESAR atas nama Allah
Dimulai dengan lafadz ALLAHU AKBAR (Allah Maha Besar), berarti yang lainnya kecil, kita harus mendahulukan Allah dari pada yang lain.
Makna ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH kita adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya dzat yang DISEMBAH, DITAATI dan DICINTAI.
Makna WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULULLAAH adalah mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai UTUSAN Allah yang harus DICINTAI, DITAATI dan DITELADANI.
Setelah kita diingatkan dengan ketiga hal tersebut, baru DISERU …
HAYYA ‘ALASHSHOLAAH…(MARIi kita SHOLAT)
HAYYA ‘ALALFALAAH (MARI kita mencapai KEMENAGAN)
Selanjutnya kita diingatkan lagi bahwa Allahlah dzat yang Maha BESAR (ALLAHU AKBAR), Dan LAA ILAAHA ILLALLAAH (Tidak Tuhan yang berhak DISEMBAH dan DITAATI kecuali Allah)
Sahabat Hikmah…
Jadi hanya orang-orang yang mempunyai HATI yang bersih dan mencintai-Nya yang akan mudah memenuhi panggilan Adzan…
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- dia berkata; Ada seorang lelaki buta yang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia mengatakan, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya tidak memiliki penuntun yang menuntun saya untuk berangkat ke masjid.” Dia meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk diberikan keringanan agar diperbolehkan untuk sholat di rumahnya. Maka Nabi pun memberikan keringanan kepadanya, kemudian ketika lelaki itu berbalik untuk pulang beliau memanggilnya dan bertanya, “Apakah kamu masih mendengar panggilan adzan?”. Dia menjawab, “Iya.” Maka beliau bersabda, “Kalau begitu maka penuhilah.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)
Orang yang buta saja harus memenuhi panggilan Adzan, apalagi kita yang melihat?
Karena Shalat Berjama’ah di masjid merupakan sunnah rasul yang harus dijalankan ummatnya.
Dari Abdullah -yaitu Ibnu Mas’ud- -radhiyallahu’anhu, dia berkata:
“Barangsiapa yang ingin BERJUMPA dengan Allah kelak di akhirat sebagai seorang MUSLIM maka hendaklah dia menjaga sholat-sholat wajib itu yang apabila saatnya tiba maka adzan pun dikumandangkan.
Sesungguhnya Allah mensyari’atkan untuk Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam berbagai JALAN PETUNJUK, dan sesungguhnya SHOLAT BERJAMA’AH  itu termasuk jalan petunjuk.
Kalau saja kalian mengerjakan sholat di rumah-rumah kalian sebagaimana sholatnya orang yang sengaja meninggalkan jama’ah itu sehingga dia mengerjakannya di rumahnya maka itu artinya kalian telah MENINGGALKAN Sunnah Nabi kalian, dan kalau kalian sudah meninggalkan Sunnah Nabi kalian maka pastilah kalian menjadi SESAT.
Tidaklah seseorang bersuci dengan sebaik-baiknya kemudian dia bersengaja untuk ke masjid di antara masjid-masjid yang ada ini kecuali Allah pasti akan mencatat satu kebaikan baginya dari setiap langkah kakinya dan Allah akan menaikkan derajatnya setiap kali dia melangkahkan kakinya itu, dan Allah berkenan untuk menghapuskan karenanya satu kejelekan.
Sungguh, aku teringat bahwa dahulu tidak ada orang yang sengaja meninggalkan sholat jama’ah itu kecuali orang MUNAFIQ yang diketahui dengan JELAS kemunafikannya. Bahkan sampai-sampai pernah terjadi ada seorang sahabat yang didatangkan ke masjid dalam keadaan dipapah oleh dua orang lelaki hingga diberdirikan di dalam shaf.”
(HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)









Jumat, 02 November 2012

Dapur ku Apotik ku


Hampir tidak ada seorang manusia pun yang menginginkan dirinya sakit, itu sebabnya kesehatan merupakan anugrah bagi setiap orang.  Manusia adalah makhluk Tuhan yang unik  karena,  selain diciptakan memiliki kesempurnaan dibandingkan makhluk Tuhan lainnya ia memiliki kondisi terbatas yang memugkinkan dirinya menjadi lemah alias sakit. Coba saja dibandingkan dengan malaikat, jin atau setan belum pernah kita dengar ada jin atau malaikat yang sakit J.  Namun Maha suci Tuhan yang menjadikan segala sesuatunya seimbang di muka alam ini, diciptakan-Nya masalah diciptakan juga oleh-Nya  solusi, diciptakan-Nya penyakit diciptakan juga oleh-Nya obat bagi penyakit tersebut (Subhannallah).

Sifat kreatif manusia menjadikan segala sesuatunya menjadi bisnis yang menghasilkan uang, tentu saja hal ini berdampak menaikan biaya konsumsi pada barang-barang yang menjadi kebutuhan manusia sebut saja dalam hal ini adalah obat-obatan. Obat-obatan yang merupakan kebutuhan sekunder manusia diproduksi masal oleh pabrik industri obat-obatan. Dengan racikan campuran-campuran bahan kimia yang efektif yang cara kerjanya amat cepat dan tidak merepotkan menjadikan obat-obatan lebih disukai masyarakat secara umum. Padahal asupan bahan-bahan kimia yang menumpuk dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari juga dari obat-obatan dan suplemen dapat menyebabkan menumpuknya racun-racun yang ada di dalam tubuh kita sekaligus dapat menurunkan cara kerja saraf dan organ-organ tubuh kita. Manusia manusia modern saat ini jadi mudah sakit dan tidak berumur panjang seperti nenek moyangnya jaman dahulu.

Sebenarnya kita sebagai manusia J bisa melawan penyakit dan mensiasati masalah umur panjang ini dengan cara yang relative murah dan berasal dari tempat yang tidak jauh dari kehidupan sehari-hari kita yaitu DAPUR. Bumbu-bumbu dapur yang biasa dipakai oleh ibu rumah tangga untuk mengolah makanan ternyata bisa menjadi obat bagi segala penyakit. Baiklah penyakit apa saja yang dapat ditangani oleh bumbu dan bahan yang ternyata ajaib dan kaya manfaat ini akan saya share sekarang…….

BATUK
Ada beberapa opsi untuk penyakit batuk :
1.       Resep ini sudah sangat terkenal bagi berbagai kalangan. Untuk batuk ringan dapat diobati dengan cara meminum campuran air jeruk nipis dan kecap.
2.  Untuk batuk agak berat..mengobati batuk dapat dengan cara meminum air putih banyak-banyak…minimal 4 liter satu hari. Batuk dapat mereda bahkan hilang sama sekali dalam 3 hari sampai seminggu.
3. Campuran Kencur dan jahe juga dapat menghangatkan tenggorokkan dan menyembuhkan batuk.
4.    Campuran madu dan jeruk nipis..dapat juga menjadi solusi bagi penderita batuk.

DEMAM / PANAS
Untuk mengobati panas ada beberapa opsi yang dapat diterapkan antara lain :
1.       Mengkonsumsi bawang dan jeruk nipis
2.      Meminum air putih banyak-banyak
3.     Meminum madu
4.    Kompres air biasa pada kepala / ketiak

MAAG
Dapat diatasi dengan meminum rebusan kunyit dan temulawak.

MASUK ANGIN
Masuk angin dapat diatasi dengan kerokan menggunakan bawang merah. Cukup digosok 3 sampai 4 kali di sela-sela tulang iga dan bukan dengan pola tulang ikan. Perlu diingat juga kerokan baiknya tidak menggunakan logam karena dapat menyebabkan lecet dan pori-pori melebar. Kerokan dengan bawang merah ini baiknya dilakukan 3x dalam sehari agar cepat membaik.

PROSTAT
Dapat diobati dengan banyak memakan tomat

INSOMNIA
Dapat diatasi dengan banyak mengkonsumsi buah pala.

GINJAL
1.       Batu ginjal dapat dihancurkan dengan banyak memakan biji alpukat.
2.      Bagian putih semangka juga berkhasiat yang sama.

DIARE
Diare dapat diatasi dengan berbagai opsi antara lain :
1.       Meminum kulit apel yang telah diblender. Kulit apel mengandung “kaopektat” yaitu zat yang menyembuhkan diare
2.      Rebusan air daun jambu..resep ini sangat terkenal sebagai obat diare di semua kalangan.
3.     Rebusan daun salam bersama kunyit juga mempunyai khasiat yang sama.

HIPERTENSI
Hipertensi dapat diobati dengan beberapa cara antara lain :
1.       Mengkonsumsi seledri dan mentimun
2.  Mengurangi air dan garam dan mengkonsumsi pisang raja dan kurma. Seperti diketahui kuma mengandung zat serotin yang bisa membuat mood bagus.
3.     Daun pegagan/antanan.
4.    Bawang putih 3 siung sehari. Bisa juga dengan cara membuat lalapan dari daun pegagan, antanan dan mentimun dengan cabai yang diulek menggunakan 3 buah bawang putih.

KOLESTEROL
Kolesterol dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi :
1.       Temulawak, rambut jagung, dan bawang putih. Mengurangi memakan makanan berminyak dan daging.
2.      Sebelum makan penderita kolesterol baiknya memakan apel dan memakan jeruk lemon pada setelah makan. Hal tersebut untuk menurunkan kadar kolesterolnya.
3.     Selain itu banyaklah mengkonsumsi bawang putih.

PENYAKIT HATI
Mengobati penyakit hati dapat ditempuh dengan berbagai cara diantaranya dengan mengkonsumsi :
1.       Temulawak dan Bambu kuning
2.      Banyak mengkonsumsi bawang putih.

ASAM URAT
Dapat diobati dengan :
1.       Buah sirsak dan rebusan daun salam.

DIABETES
1.  Diabetes berhubungan dengan pankreas sehingga pankreas yang rusak harus diregenerasi. Makanan yang baik untuk pancreas adalah kacang panjang karena mengandung sejenis asam amino.
2.  Pada tubuh penderita diabetes kadar vitamin E menurun sehingga sebaiknya mengkonsumsi tauge dan wortel untuk meningkatkan vitamin E tersebut.
3.   Untuk menormalkan gula darah penderita diabetes baiknya mengkonsumsi pare, daun salam, kedelai dan sirsak.

Dengan berbagai khasiat dari bumbu dan bahan dapur yang ada memudahkan kita dalam  mengobati penyakit, meyakinkan saya bahwa Tuhan menyediakan obat-obatan tersebut bukan hanya untuk di create bagi orang- orang yang mampu dan dijadikan sumber pendapatan dengan adanya produksi pabrik obat tetapi juga disediakan dalam bentuk yang amat murah dan aman penggunaan bagi siapa saja umat manusia. Tuhan itu amat penyayang maka sudah sepantasnya kita banyak bersyukur atas segala nikmat-Nya…dan dipertanyakan kepada kita dalam  surat Arrahman..Fa bi ayi Robbi kuma tukazziban (Dan nikmat manakah dari Tuhanmu yang engkau dustakan?).

Sumber : Majalah Aulia, April 2012