You Are
‘What Where When How and How
Much’ You Eat……..
Saya
teringat ketika saya masih balita, Ibu saya repot mengejar saya untuk
menyuapkan sesendok nasi ke mulut saya. Saya dalam versi kecil berlari menghindar
sambil menutup mulut dan berkata “sudah-sudah…..sudah kenyang”. Jam makan bagi
saya bagaikan jam meminum obat, saatnya merasakan kepahitan, tidak enak bahkan
menjadi momok, walhasil badan saya ketika balita kurus sekali.
Lain
Bengkulu lain Semarang, lain dahulu lain sekarang, ketika saya beranjak dewasa dan dipengaruhi
hormon pertumbuhan, semua santapan yang disuguhkan kepada saya bagaikan sajian
istimewa dan tentu saja tidak dapat saya tolak. Berat badan saya
bertambah-bertambah dan ooops saya malah kebingungan bagaimana cara menurunkannya.
Semakin
kita beranjak dewasa, kita makin menyadari bahwa kegiatan makan adalah kebutuhan
dasar. Setiap hari kita makan, makanan mempengaruhi kita. Mempengaruhi bentuk
dan kualitas fisik kita. Seorang bayi tumbuh cerdas karena selalu diuguhi ASI
oleh Ibunya (kurang lebih 2 tahun), ASI mempengaruhi kesempurnaan
perkembangan otak dan fisik bayi tersebut. Di tempat lain anak-anak kos yang
umumnya berumur remaja beranjak dewasa, biasa memakan segala hal yang
berhubungan dengan jajanan. Penyakit tifus mengakrabi kehidupan mereka, karena
konon jajanan pinggir jalan dengan harga yang relative murah kebersihannya kurang
terjamin. Pada cerita yang berbeda, saya mempunyai teman yang mempunyai bentuk tubuh
kurus semampai dan tidak bisa gemuk. Sepanjang saya mengenalnya tidak pernah
saya menjumpai Ia dalam keadaan sedikit berisi. Saya yang berbadan gemuk (saat
itu) dan sulit sekali menurunkan berat badan saya tentu saja penasaran akan
resep teman saya itu. Saya tanyakan kepadanya tentang rahasia berbadan kurus.
Ternyata Ia tidak memiliki resep khusus untuk hal tersebut. Ia hanya tidak
pernah benar-benar menikmati tiap sendok makanan yang masuk ke dalam mulutnya,
alias tidak doyan makan. Sebaliknya saya juga mempunyai kenalan yang sepanjang
saya mengenalnya badannya terlihat gemuk, Ia mengalami obesitas. Setelah saya
amat-amati ternyata Ia tidak pernah bisa lepas dari kegiatan makan walau hanya
berselang kurang dari 2 jam. Makanan adalah sesuatu yang tidak pernah lepas
dari jangkauannya.
Makanan
dan pola makan mempengaruhi kita…maka tidak
salah sebuah ungkapan barat yang mengungkapkan..”You are
what you eat..”. namun tentu saja ini bukan
hanya mengenai “WHAT”..tapi juga dimana “Where” kita mendapatkan makanan,
bagaimana “How” proses pengolahan makanan tersebut, kapan “When” waktunya kita makan dan
bagaimana “How” cara dan pola makan kita amat berpengaruh pada
kesehatan, stamina, kinerja tubuh kita, bentuk badan, bahkan kecerahan warna
kulit kita. Jadilah tubuh kita yang sekarang merepresentasikan kegiatan makan
kita sehari-hari atau sebaliknya.
Kegiatan makan kita sehari- hari, berlangsung beberapa
kali dalam sehari dan terus menerus dilakukan semenjak lahir sampai umur saat
ini. Hal tersebut membuat kita menciptakan pola dan gaya makan khas ala ‘diri kita sendiri ’. Pola makan dan gaya
makan khas ala ‘diri kita sendiri’ inilah yang acapkali tidak disadari oleh
sebagian kita membentuk tubuh menjadi sedemikian rupa. Yang sering kali terjadi
hanyalah “ketika saya menginginkan
makanan, saya makan makanan tersebut”
atau “makanan apa ya, yang
menggugah selera saya?”. Padahal kita dapat membentuk diri kita seperti
apapun yang kita inginkan dengan membentuk pola makan kita.
Rumusan 5 W 1 H dapat menjadi acuan dalam membentuk
pola makan kita. Who I am, Why and What should I eat Every day, Where and When
the time I should eat, How I cooked my meal and How I eat.
Sebagai orang dewasa dan muslim saya menyadari hal-hal
apa yang harus saya makan, waktu dan tempat, juga bagaimana saya masak dan memakan.
Kehalalan pada makanan dan kriteria thoyiban adalah
sesuatu yang menjadi prioritas utama dalam perhatian kita pastinya bila kita
menganut islam. Yang uniknya, 5W 1H ini sebenarnya ada dan diajarkan dalam
literatur islam.
1. Who-What-Why
Sebagai umat muslim kita
diajarkan memakan sesuatu yang halal dan thoyiban. Agama amat memperhatikan
asupan yang masuk kedalam tubuh umatnya baik dari segi bahan-bahan yang baik
dan kadarnya (berlebihan atau tidak). Hal ini dapat kita jumpai dalam beberapa
ayat Al-Qur’an dan hadits nabi yang melarang kita memakan makanan yang tidak
halal, tidak thoyib dan berlebih-lebihan. Khusus untuk hal berlebihan ini Islam
menyebutnya sebagai perbuatan mufassirin “orang-orang yang berlebih-lebihan”.
Lebih baik kita memeriksa
kembali setiap jenis makanan yang akan masuk kedalam tubuh kita, apa
kandungannya dan bagaimana kadar kehalalannya. Tinggal di Negara yang mayoritas
berpenduduk muslim kadang membuat kita merasa aman dengan sendirinya dalam
memilih makanan. Padahal makanan yang kita makan BELUM TENTU halal, jangankan bila
kita berjaga-jaga membelinya dari produsen non muslim, produsen muslim sendiri
terkadang lalai akan bahan-bahan yang digunakannya, asalkan makanannya dapat
laris terjual bahan murah nan enak menjadi pilihan yang digunakannya. Tidak heran
karena di zaman yang serba modern ini apapun dapat dibuat menjadi barang
subtitusi sehingga lebih murah dari bahan aslinya dan bahan-bahan pembuat
makanan tidak lagi sederhana dahulu melainkan sangat kompleks dan beranekaragam,
makanan menjadi lebih enak, lebih lembut, lebih mengembang, lebih gurih dan
lain sebagainya.
Langkah selanjutnya bisa
juga kita bergabung dalam perkumpulan pemerhati makanan halal seperti milis
Halal-Baik-Enak yahoo group di dir.groups.yahoo.com/group/Halal-Baik-Enak pada
contohnya atau dengan mengunjungi website www.halalmui.org dan www.produk.halal.or.id
untuk memeriksa produk yang kita gunakan apakah telah tersertifikasi halal.
"Setiap daging yang tumbuh dari makanan haram, maka api neraka lebih utama baginya "
( HR Tirmidzi dari Ka'ab bin Ajazah r.a)
2.
Where and When
Dimanakah kita mendapatkan
makanan dan dimana kita melakukan makan mempengaruhi kualitas dan keterjaminan
makanan kita, seperti halnya cerita anak kos diatas tempat merupakan faktor penting
dalam strategi menjaga pola makan.
Kapan kita makan,
keteraturan melakukan dan jeda makan penting untuk dijaga polanya. Menurut penuturan
ahli Dr Briliantono M Soenarwo SpOT PhD, yang saya
kutip dari Republika online “lambung kita memerlukan waktu
sedikitnya enam jam untuk mencerna makanan sampai halus.
Setelah itu, makanan ini dikirim ke usus halus sedikit demi sedikit, sampai akhirnya lambung benar-benar kosong. Di dalam usus halus, makanan mengalami proses pencernaan lagi selama kurang lebih 4 jam sehingga makanan ini benar-benar bisa diserap oleh darah. Itu artinya, sejak masuk ke dalam mulut, sampai makanan itu diserap oleh darah, memerlukan waktu lebih kurang 10 jam.” .
Setelah itu, makanan ini dikirim ke usus halus sedikit demi sedikit, sampai akhirnya lambung benar-benar kosong. Di dalam usus halus, makanan mengalami proses pencernaan lagi selama kurang lebih 4 jam sehingga makanan ini benar-benar bisa diserap oleh darah. Itu artinya, sejak masuk ke dalam mulut, sampai makanan itu diserap oleh darah, memerlukan waktu lebih kurang 10 jam.” .
Tubuh kita umumnya merasakan lapar kura-kira dalam
waktu 4 jam sekali. Dengan mengetahui hal ini kita dapat mengatur pola makan
kita, contohnya, bila kita terbiasa
makan tiga kali sehari kita bisa memecah jenis makanan kita dengan pola “ringan-ringan-berat-ringan”.
Artinya dengan mengetahui jeda waktu yang ada kita juga bisa mensiasati
bahan-bahan yang akan kita terima ke dalam tubuh kita. Pola yang diterapkan berbeda-beda
amat tergantung dan berpulang kepada keinginan masing-masing personal.
3.
HOW I Cooked and How I Eat
my meal
“How I cooked” Bagaimana kita memasak dan
menyajikan makanan menentukan bentuk dan isi dari makanan. Apakah dengan di goreng
dengan di bakar ataupun direbus bahan makanan yang semula mempunyai kuantitas
dan kualitas gizi yang sama bisa mempunyai kuantitas dan kualitas gizi yang
berbeda-beda setelah melalui proses yang berbeda dengan waktu yang berbeda-beda
pula. Berhati-hatilah dengan menurunnya kadar gizi akibat proses tersebut dan
beralihnya kualitas bahan makanan yang kita masak dari sesuatu yang sehat
menjadi sesuatu yang tidak sehat contohnya, seperti adanya zat karsinogenik
pada proses pembakaran pada daging dengan menggunakan arang.
“How I Eat” atau bagaimana
cara kita memakan makanan. Diantara
panduan 5 W 1 H agaknya H ini yang berhubungan langsung
dengan pencernaan, Banyak cara yang dicontohkan Rasulullah SAW, salah satunya
dengan selalu mengunyah sampai halus makanan yang masuk ke dalam mulut. Hal ini
bertujuan untuk meringankan kerja lambung dan organ-organ pencernaan lainnya
dalam proses pencernaan. Secara ilmiah, ternyata mengunyah makanan seperti yang
di praktekan nabi dalam beberapa hadits ( 32x, 33x, 40x) memberikan banyak
sekali manfaat tersendiri yang dapat dijelaskan secara ilmiah seperti yang diungkapkan
artikel RSUD Ulin Banjarmasin oleh Bapak Pramono yang saya lampirkan dibawah
ini. Dari satu poin cara mengunyah saja kita sudah mendapat pembuktian ilmiah
yang begitu nyata manfaatnya, bagaimana bila selanjutnya kita benar-benar
mentauladani cara makan ala rasulullah. J
Selamat membentuk Pola
Makan.
GAGAL DIET EVALUASI CARA KITA MENGUNYAH MAKANAN
Diposting oleh : Pramono
Diposting oleh : Pramono
Kita tentu pernah tahu bahwa ada salah satu
hadits yang menganjurkan kita untuk makan dengan tidak tergesa-gesa, secara
perlahan , sebagaimana sabdanya, ’’Saya mengunyah setiap suap
makanan 30-50 kali, sehingga menjadi lembek dan melalui kerongkongan tanpa
kesulitan. Bahkan, pada makanan yang sulit dicerna dengan baik, saya kunyah
sampai 70-75 kali.’’ dan tafsiran dari hadis ini pun beraneka ragam ada
yang bilang dengan mengunyah sebanyak 32 kali, 33 kali, 40 kali. Ternyata
apa yang dilakukan oleh Nabi SAW memang luar biasa hebatnya berbagai ilmuwan
meneliti pengaruh mengunyah dengan baik ini dan menemukan kebaikan ajaran
ini.
MANFAAT MENGUNYAH DENGAN BAIK
Memperingan Kerja Lambung dan Usus; Makanan yang lembut akan memperingan kerja
lambung dan memudahkan kerja usus dalam menyerap makanan. Kegiatan mengunyah
akan merangsang kelenjar saliva mengeluarkan air liur. Semakin banyak
kita mengunyah semakian banyak pula air liur yang dikeluarkan. Nah, air liur
kita mengandung enzime milase, yaitu suatu enzime yang mengubah pati menjadi
amilum. Semakin banyak air liur yang dikeluarkan semakin banyak pula enzime
yang terdapat pada air liur. Dinding usus manusia hanya bisa menyerap zat
maksimal sebesar 15 mikron (0,015 milimeter). Zat-zat yang lebih dari itu akan
dikeluarkan dari tubuh. Semakian lembut kita mengunyah semakin banyak pula usus
dapat menyerap makanan.
Sangat Baik bagi yang ingin memiliki Berat Badan
Ideal; Nafsu makan sangat
tergantung pada kadar gula dalam darah. Kita akan merasa lapar ketika kadar
gula darah menurun, sebaliknya akan merasa kenanyang ketika kadar gula
darah meningkat. Maka kita tidak usah dengan keras menahan diri untuk menahan
makan. Menekan nafsu makan secara alami. Sebuah penelitian saat
kita makan sebenarnya perut kita udah kenyang , tapi karena otak belum menerima
sinyal dari perut untuk berhenti maka otak akan berpikir kalau kita masih butuh
asupan makanan , maka diharapkan dengan mengunyah lebih lama ini akan memberikan
kesempatan bagi perut untuk menyampaikan sinyal ke otak dengan tepat. Jadi kita
bisa berhenti makan sebelum kenyang , sesuai anjuran Rasulullah.
Menambah Daya Tahan Tubuh;Sepertinya tidak ada hubungannya, tetapi sebenarnya
sangat berhubungan. Mengunyah dengan baik berarti membuat makanan terserap
dengan baik oleh usus. Kerja usus diperingan dan yang lebih penting lagi tidak
banyak sisa makanan yang diekskresikan sehingga kemungkinan terjadinya
pembusukan makanan dalam usus semakin kecil. Makanan yang membusuk di dalam
usus akan difermentasi melebihi batas normal. Hasil dari proses pembusukan dan
fermentasi adalah racun yang bisa merusak sistem kekebalan tubuh. Maka dengan
mengunyah dengan baik maka akan menambah daya tahan tubuh anda.
Membantu Menjaga Kesehatan Gigi;Mengunyah dengan baik berarti banyak air liur yang
dikeluarkan. Selain mengandung enzime amilase, air liur juga mengandung
kalsium. Kalsium inilah yang melindungi email gigi sehingga tidak mengalami
kerusakan. Para pakar di Amerika sudah mengumumkan sejak lama mengenai hal ini.
Berdasarkan penelitian yang mereka lakukan bahwa anak-anak yang terbiasa
mengunyah makanan dengan baik cenderung memiliki gigi lebih bersih dan kuat.
Selain itu kemungkinan terserang penyakit gigi sangat kecil.
Menghemat Ezim dan Kerja Enzim jadi maksimal; kalau kita tidak mengunyah dengan baik, sebagian
besar makanan yang kita makan akan terbuang tanpa terserap. Akibatnya akan
terjadi pembusukan dan fermentasi abnormal dalam usus. ini sama halnya dengan
konsumsi berlebihan. pembusukan juga akan menghasilkan berbagai macam racun
yang menguras enzim kita. berarti, kalau kita kunyah makanan kita dengan baik,
itu sama aja dengan kita menghemat enzim.
Membunuh Parasit; jika kita hobi makan raw
food atau makanan seperti sushi. meskipun dicuci sebelumnya, tapi bisa
aja kan masih terdapat parasit berukuran sangat kecil yang tidak kasat mata?
diketahui bahwa mengunyah 50-70 kali akan membuat parasit itu mati dalam mulut.
BEBERAPA PENELITIAN BERKAITAN MENGUNYAH MAKANAN
Sebuah penelitia (lagi) di Universitas Rhode
Island , Kingston, Amerika yang dilakukan oleh Ana M. Andrade. Menguji
kebenaran teori tersebut terhadap 30 wanita yang diminta untuk makan pasta
dalam waktu yang berbeda. Hari pertama, ke-30 wanita ini diminta untuk makan
secepat mungkin tanpa ada jeda di antara suapan. Lalu pada hari kedua mereka
diminta untuk makan dengan sepelan mungkin, dengan jeda di antara suapan.
Mereka juga harus mengunyah makanannya 20 sampai 30 kali.Hasilnya, mereka yang
makan dengan perlahan dan mengunyah makanannya dengan tekun dapat mengurangi
jumlah kalori yang mereka santap hingga sekitar 70 kalori.
Ada juga penelitian yang dilakukan oleh
Prof.Hiromi di Jepang, menurut beliau, makanan itu katanya, harus dikunyah
minimal 30 kali. Bahkan, untuk makanan yang agak keras harus sampai 70 kali.
Bukan saja bisa lebih lembut, yang lebih penting agar di mulut makanan bisa
bercampur dengan enzim secara sempurna, dan enzim bisa bekerja secara maksimal.
para peneliti di Universitas St Lawrence memilih
siswa yang mengunyah permen karet sebelum memintanya mengikuti serangkaian tes.
Mereka menemukan, para siswa yang mengunyah permen karet dapat menjawab
serangkaian ujian lebih cepat daripada para siswa yang tidak lebih dahulu
mengunyah permen karet sebelum tes. Ternyata menurut penelitian, mengunyah
permen karet dapat meningkatkan kekuatan otak.
Setelah tahu manfaat mengunyah dengan baik
apakah akan kita lewatkan?
(Pramono, www.giziwebster.co.cc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar