Minggu, 30 Desember 2012

5 W 1 H dalam Makan



You Are   ‘What  Where When How and How Much’   You Eat……..
Saya teringat ketika saya masih balita, Ibu saya repot mengejar saya untuk menyuapkan sesendok nasi ke mulut saya. Saya dalam versi kecil berlari menghindar sambil menutup mulut dan berkata “sudah-sudah…..sudah kenyang”. Jam makan bagi saya bagaikan jam meminum obat, saatnya merasakan kepahitan, tidak enak bahkan menjadi momok, walhasil badan saya ketika balita kurus sekali.
Lain Bengkulu lain Semarang, lain dahulu lain sekarang,  ketika saya beranjak dewasa dan dipengaruhi hormon pertumbuhan, semua santapan yang disuguhkan kepada saya bagaikan sajian istimewa dan tentu saja tidak dapat saya tolak. Berat badan saya bertambah-bertambah dan ooops saya malah kebingungan bagaimana cara menurunkannya.
Semakin kita beranjak dewasa, kita makin menyadari bahwa kegiatan makan adalah kebutuhan dasar. Setiap hari kita makan, makanan mempengaruhi kita. Mempengaruhi bentuk dan kualitas fisik kita. Seorang bayi tumbuh cerdas karena selalu diuguhi ASI oleh Ibunya­­­­­­­­ (kurang lebih 2 tahun), ASI mempengaruhi kesempurnaan perkembangan otak dan fisik bayi tersebut. Di tempat lain anak-anak kos yang umumnya berumur remaja beranjak dewasa, biasa memakan segala hal yang berhubungan dengan jajanan. Penyakit tifus mengakrabi kehidupan mereka, karena konon jajanan pinggir jalan dengan harga yang relative murah kebersihannya kurang terjamin. Pada cerita yang berbeda, saya mempunyai teman yang mempunyai bentuk tubuh kurus semampai dan tidak bisa gemuk. Sepanjang saya mengenalnya tidak pernah saya menjumpai Ia dalam keadaan sedikit berisi. Saya yang berbadan gemuk (saat itu) dan sulit sekali menurunkan berat badan saya tentu saja penasaran akan resep teman saya itu. Saya tanyakan kepadanya tentang rahasia berbadan kurus. Ternyata Ia tidak memiliki resep khusus untuk hal tersebut. Ia hanya tidak pernah benar-benar menikmati tiap sendok makanan yang masuk ke dalam mulutnya, alias tidak doyan makan. Sebaliknya saya juga mempunyai kenalan yang sepanjang saya mengenalnya badannya terlihat gemuk, Ia mengalami obesitas. Setelah saya amat-amati ternyata Ia tidak pernah bisa lepas dari kegiatan makan walau hanya berselang kurang dari 2 jam. Makanan adalah sesuatu yang tidak pernah lepas dari jangkauannya.
Makanan dan pola makan mempengaruhi kitamaka tidak salah sebuah ungkapan barat yang mengungkapkan..You are what you eat..”. namun tentu saja ini bukan hanya mengenai “WHAT”..tapi juga dimana “Where” kita mendapatkan makanan, bagaimana “How” proses pengolahan makanan tersebut, kapan “When” waktunya kita makan dan bagaimana “How” cara dan pola makan kita amat berpengaruh pada kesehatan, stamina, kinerja tubuh kita, bentuk badan, bahkan kecerahan warna kulit kita. Jadilah tubuh kita yang sekarang merepresentasikan kegiatan makan kita sehari-hari atau sebaliknya.
Kegiatan makan kita sehari- hari, berlangsung beberapa kali dalam sehari dan terus menerus dilakukan semenjak lahir sampai umur saat ini. Hal tersebut membuat kita menciptakan pola dan gaya makan khas ala ‘diri kita sendiri ’. Pola makan dan gaya makan khas ala ‘diri kita sendiri’ inilah yang acapkali tidak disadari oleh sebagian kita membentuk tubuh menjadi sedemikian rupa. Yang sering kali terjadi hanyalah “ketika saya menginginkan makanan, saya makan makanan tersebut  atau “makanan apa ya, yang menggugah selera saya?”. Padahal kita dapat membentuk diri kita seperti apapun yang kita inginkan dengan membentuk pola makan kita.




Rumusan 5 W 1 H dapat menjadi acuan dalam membentuk pola makan kita. Who I am, Why and What should I eat Every day, Where and When the time I should eat, How I cooked my meal and How I eat.
Sebagai orang dewasa dan muslim saya menyadari hal-hal apa yang harus saya makan, waktu dan tempat, juga bagaimana saya masak dan memakan.
Kehalalan pada makanan dan kriteria thoyiban adalah sesuatu yang menjadi prioritas utama dalam perhatian kita pastinya bila kita menganut islam. Yang uniknya, 5W 1H ini sebenarnya ada dan diajarkan dalam literatur islam.









1.  Who-What-Why
Sebagai umat muslim kita diajarkan memakan sesuatu yang halal dan thoyiban. Agama amat memperhatikan asupan yang masuk kedalam tubuh umatnya baik dari segi bahan-bahan yang baik dan kadarnya (berlebihan atau tidak). Hal ini dapat kita jumpai dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits nabi yang melarang kita memakan makanan yang tidak halal, tidak thoyib dan berlebih-lebihan. Khusus untuk hal berlebihan ini Islam menyebutnya sebagai perbuatan mufassirin “orang-orang yang berlebih-lebihan”.

Lebih baik kita memeriksa kembali setiap jenis makanan yang akan masuk kedalam tubuh kita, apa kandungannya dan bagaimana kadar kehalalannya. Tinggal di Negara yang mayoritas berpenduduk muslim kadang membuat kita merasa aman dengan sendirinya dalam memilih makanan. Padahal makanan yang kita makan BELUM TENTU halal, jangankan bila kita berjaga-jaga membelinya dari produsen non muslim, produsen muslim sendiri terkadang lalai akan bahan-bahan yang digunakannya, asalkan makanannya dapat laris terjual bahan murah nan enak menjadi pilihan yang digunakannya. Tidak heran karena di zaman yang serba modern ini apapun dapat dibuat menjadi barang subtitusi sehingga lebih murah dari bahan aslinya dan bahan-bahan pembuat makanan tidak lagi sederhana dahulu melainkan sangat kompleks dan beranekaragam, makanan menjadi lebih enak, lebih lembut, lebih mengembang, lebih gurih dan lain sebagainya.

Langkah selanjutnya bisa juga kita bergabung dalam perkumpulan pemerhati makanan halal seperti milis Halal-Baik-Enak yahoo group di dir.groups.yahoo.com/group/Halal-Baik-Enak pada contohnya atau dengan mengunjungi website www.halalmui.org dan www.produk.halal.or.id untuk memeriksa produk yang kita gunakan apakah telah tersertifikasi halal.


"Setiap daging yang tumbuh dari makanan haram, maka api neraka lebih utama baginya "
( HR Tirmidzi dari Ka'ab bin Ajazah r.a)
                                 
2.   Where and When
Dimanakah kita mendapatkan makanan dan dimana kita melakukan makan mempengaruhi kualitas dan keterjaminan makanan kita, seperti halnya cerita anak kos diatas tempat merupakan faktor penting dalam strategi menjaga pola makan.

Kapan kita makan, keteraturan melakukan dan jeda makan penting untuk dijaga polanya. Menurut penuturan ahli  Dr Briliantono M Soenarwo SpOT PhD, yang saya kutip dari Republika online  lambung kita memerlukan waktu sedikitnya enam jam untuk mencerna makanan sampai halus.

Setelah itu, makanan ini dikirim ke usus halus sedikit demi sedikit, sampai akhirnya lambung benar-benar kosong. Di dalam usus halus, makanan mengalami proses pencernaan lagi selama kurang lebih 4 jam sehingga makanan ini benar-benar bisa diserap oleh darah. Itu artinya, sejak masuk ke dalam mulut, sampai makanan itu diserap oleh darah, memerlukan waktu lebih kurang 10
jam.” .

Tubuh kita umumnya merasakan lapar kura-kira dalam waktu 4 jam sekali. Dengan mengetahui hal ini kita dapat mengatur pola makan kita,  contohnya, bila kita terbiasa makan tiga kali sehari kita bisa memecah jenis makanan kita dengan pola “ringan-ringan-berat-ringan”. Artinya dengan mengetahui jeda waktu yang ada kita juga bisa mensiasati bahan-bahan yang akan kita terima ke dalam tubuh kita. Pola yang diterapkan berbeda-beda amat tergantung dan berpulang kepada keinginan masing-masing personal.

3.   HOW I Cooked and How I Eat my meal
“How I cooked” Bagaimana kita memasak dan menyajikan makanan menentukan bentuk dan isi dari makanan. Apakah dengan di goreng dengan di bakar ataupun direbus bahan makanan yang semula mempunyai kuantitas dan kualitas gizi yang sama bisa mempunyai kuantitas dan kualitas gizi yang berbeda-beda setelah melalui proses yang berbeda dengan waktu yang berbeda-beda pula. Berhati-hatilah dengan menurunnya kadar gizi akibat proses tersebut dan beralihnya kualitas bahan makanan yang kita masak dari sesuatu yang sehat menjadi sesuatu yang tidak sehat contohnya, seperti adanya zat karsinogenik pada proses pembakaran pada daging dengan menggunakan arang.  
“How I Eat” atau bagaimana cara kita memakan makanan.  Diantara panduan  5 W 1  H agaknya H ini yang berhubungan langsung dengan pencernaan, Banyak cara yang dicontohkan Rasulullah SAW, salah satunya dengan selalu mengunyah sampai halus makanan yang masuk ke dalam mulut. Hal ini bertujuan untuk meringankan kerja lambung dan organ-organ pencernaan lainnya dalam proses pencernaan. Secara ilmiah, ternyata mengunyah makanan seperti yang di praktekan nabi dalam beberapa hadits ( 32x, 33x, 40x) memberikan banyak sekali manfaat tersendiri yang dapat dijelaskan secara ilmiah seperti yang diungkapkan artikel RSUD Ulin Banjarmasin oleh Bapak Pramono yang saya lampirkan dibawah ini. Dari satu poin cara mengunyah saja kita sudah mendapat pembuktian ilmiah yang begitu nyata manfaatnya, bagaimana bila selanjutnya kita benar-benar mentauladani cara makan ala rasulullah. J

Selamat membentuk Pola Makan.





GAGAL DIET EVALUASI CARA KITA MENGUNYAH MAKANAN
Diposting oleh : Pramono



Kita tentu pernah tahu bahwa ada salah satu hadits yang menganjurkan kita untuk makan dengan tidak tergesa-gesa, secara perlahan ,   sebagaimana sabdanya, ’’Saya mengunyah setiap suap makanan 30-50 kali, sehingga menjadi lembek dan melalui kerongkongan tanpa kesulitan. Bahkan, pada makanan yang sulit dicerna dengan baik, saya kunyah sampai 70-75 kali.’’  dan tafsiran dari hadis ini pun beraneka ragam ada yang bilang dengan mengunyah sebanyak 32 kali, 33 kali, 40 kali.  Ternyata apa yang dilakukan oleh Nabi SAW memang luar biasa hebatnya berbagai ilmuwan meneliti pengaruh mengunyah dengan baik ini dan menemukan  kebaikan ajaran ini.

MANFAAT MENGUNYAH DENGAN BAIK
Memperingan Kerja Lambung dan Usus; Makanan yang lembut akan memperingan kerja lambung dan memudahkan kerja usus dalam menyerap makanan. Kegiatan mengunyah akan merangsang kelenjar saliva  mengeluarkan air liur. Semakin banyak kita mengunyah semakian banyak pula air liur yang dikeluarkan. Nah, air liur kita mengandung enzime milase, yaitu suatu enzime yang mengubah pati menjadi amilum. Semakin banyak air liur yang dikeluarkan semakin banyak pula enzime yang terdapat pada air liur. Dinding usus manusia hanya bisa menyerap zat maksimal sebesar 15 mikron (0,015 milimeter). Zat-zat yang lebih dari itu akan dikeluarkan dari tubuh. Semakian lembut kita mengunyah semakin banyak pula usus dapat menyerap makanan.
Sangat Baik bagi yang ingin memiliki Berat Badan Ideal; Nafsu makan sangat tergantung pada kadar gula dalam darah. Kita akan merasa lapar ketika kadar gula darah menurun, sebaliknya akan merasa kenanyang ketika kadar  gula darah meningkat. Maka kita tidak usah dengan keras menahan diri untuk menahan makan. Menekan nafsu makan secara alami. Sebuah penelitian saat kita makan sebenarnya perut kita udah kenyang , tapi karena otak belum menerima sinyal dari perut untuk berhenti maka otak akan berpikir kalau kita masih butuh asupan makanan , maka diharapkan dengan mengunyah lebih lama ini akan memberikan kesempatan bagi perut untuk menyampaikan sinyal ke otak dengan tepat. Jadi kita bisa berhenti makan sebelum kenyang , sesuai anjuran Rasulullah.
Menambah Daya Tahan Tubuh;Sepertinya tidak ada hubungannya, tetapi sebenarnya sangat berhubungan. Mengunyah dengan baik berarti membuat makanan terserap dengan baik oleh usus. Kerja usus diperingan dan yang lebih penting lagi tidak banyak sisa makanan yang diekskresikan sehingga kemungkinan terjadinya pembusukan makanan dalam usus semakin kecil. Makanan yang membusuk di dalam usus akan difermentasi melebihi batas normal. Hasil dari proses pembusukan dan fermentasi adalah racun yang bisa merusak sistem kekebalan tubuh. Maka dengan mengunyah dengan baik maka akan menambah daya tahan tubuh anda.
Membantu Menjaga  Kesehatan Gigi;Mengunyah dengan baik berarti banyak air liur yang dikeluarkan. Selain mengandung enzime amilase, air liur juga mengandung kalsium. Kalsium inilah yang melindungi email gigi sehingga tidak mengalami kerusakan. Para pakar di Amerika sudah mengumumkan sejak lama mengenai hal ini. Berdasarkan penelitian yang mereka lakukan bahwa anak-anak yang terbiasa mengunyah makanan dengan baik cenderung memiliki gigi lebih bersih dan kuat. Selain itu kemungkinan terserang penyakit gigi sangat kecil.
Menghemat Ezim dan Kerja Enzim jadi maksimal; kalau kita tidak mengunyah dengan baik, sebagian besar makanan yang kita makan akan terbuang tanpa terserap. Akibatnya akan terjadi pembusukan dan fermentasi abnormal dalam usus. ini sama halnya dengan konsumsi berlebihan. pembusukan juga akan menghasilkan berbagai macam racun yang menguras enzim kita. berarti, kalau kita kunyah makanan kita dengan baik, itu sama aja dengan kita menghemat enzim.
Membunuh Parasit; jika kita hobi makan raw food  atau makanan seperti sushi. meskipun dicuci sebelumnya, tapi bisa aja kan masih terdapat parasit berukuran sangat kecil yang tidak kasat mata? diketahui bahwa mengunyah 50-70 kali akan membuat parasit itu mati dalam mulut.
BEBERAPA PENELITIAN BERKAITAN MENGUNYAH MAKANAN
Sebuah penelitia (lagi) di Universitas Rhode Island , Kingston, Amerika yang dilakukan oleh Ana M. Andrade. Menguji kebenaran teori tersebut terhadap 30 wanita yang diminta untuk makan pasta dalam waktu yang berbeda. Hari pertama, ke-30 wanita ini diminta untuk makan secepat mungkin tanpa ada jeda di antara suapan. Lalu pada hari kedua mereka diminta untuk makan dengan sepelan mungkin, dengan jeda di antara suapan. Mereka juga harus mengunyah makanannya 20 sampai 30 kali.Hasilnya, mereka yang makan dengan perlahan dan mengunyah makanannya dengan tekun dapat mengurangi jumlah kalori yang mereka santap hingga sekitar 70 kalori.
Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Prof.Hiromi di Jepang, menurut beliau, makanan itu katanya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, untuk makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih lembut, yang lebih penting agar di mulut makanan bisa bercampur dengan enzim secara sempurna, dan enzim bisa bekerja secara maksimal.
para peneliti di Universitas St Lawrence memilih siswa yang mengunyah permen karet sebelum memintanya mengikuti serangkaian tes. Mereka menemukan, para siswa yang mengunyah permen karet dapat menjawab serangkaian ujian lebih cepat daripada para siswa yang tidak lebih dahulu mengunyah permen karet sebelum tes. Ternyata menurut penelitian, mengunyah permen karet dapat meningkatkan kekuatan otak.
Setelah tahu manfaat mengunyah dengan baik apakah akan kita lewatkan?
(Pramono, www.giziwebster.co.cc)














Tidak ada komentar:

Posting Komentar