Senin, 11 Februari 2013

Kecewa dan Mengecewakan


                                                        


Keadaan dimana seseorang merasa  kecewa dan mengecewakan adalah suatu hal yang niscaya  dalam hidup. Suatu keadaan dimana setiap orang pernah merasakannya. Apapun konteksnya baik, orang tua-anak, atasan-bawahan, antara kerabat satu dan lainnya, antara teman, suami-isteri, bahkan antara pribadi satu dan lainnya yang tidak mengenal sama sekali.


Antara manusia memiliki harapan yang berbeda-beda, kepentingan yang mungkin saling bersilangan, pribadi yang mempunyai pandangan dan penyikapan yang berbeda. Hal ini menyebabkan rasa “Kecewa atau rasa mengecewakan” muncul.
Manakah keadaan yang lebih baik  “Mengecewakan atau Kecewa”?  Pastinya keduanya sama-sama dalam posisi yang tidak nyaman. 


Mengecewakan, walaupun pada dasarnya pihak yang mengecewakan tidak berada dalam posisi yang dirugikan namun hati nurani manusia tidak dapat berbohong, ia sebenarnya tidak ingin melihat orang lain dalam posisi yang dirugikan, bersedih, terluka, dan tidak nyaman yang disebabkan olehnya.


Sedangkan dalam posisi kecewa biasanya kita memandang diri dalam posisi di bawah. Sebagai orang yang bersedih, terluka, bahkan mungkin putus asa. Rasa-rasa yang manusiawi muncul dalam keterbatasan hati manusia.


Namun posisi dibawah ataupun diatas adalah penilaian yang dibuat oleh manusia sendiri, karena Tuhan tidak membedakan manusia dari posisi diatas ataupun dibawah. Tuhan mencintai semua makhluknya dan keadaan yang Ia sertakan padanya.


Persinggungan kecewa dan mengecewakan sebenarnya  bukan hal yang aneh, menghancurkan, atau menghinakan. Karena belajar menerima, memahami, dan kembali memperbaiki kondisi hati membuat kita menjadi semakin tegar, kuat, dan dapat menyikapi dengan lebih baik.


Hati dan fikiran adalah motor pada raga kita,  yang menggerakan, menstabilkan, dan mendorong aktivitas. Kita yang menggerakkan motor kita masing-masing, jadi jangan biarkan sang motor ngadat berlama-lama, larut dalam gelisah dan sedih.


Dalam surat cintanya Allah berfirman :
Wamayyatakillaha yaj’allahu makhroja wayarzuqhu  min haitsu la yakhtasib. Wamayyatawakala a’lallahi fa hua hasbuh. Innallaha baligul amri qod ja’alallohu likulli syaiin qodro.


Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Ia akan memberikan jalan keluar baginya dan Ia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusanNya. Sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (At-thalaq 2-3).


Juga pada QS An- Nashr…yang menyatakan bahwa Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.


Seandainya memang benar kita mengalami kekecewaan, maka kita harus bersabar dan menyikapinya sebaik mungkin. Karena sesuatu yang terbaik telah dipersiapkan Allah untuk kita, dan juga mungkin lebih baik, cocok dan sesuai dari harapan kita yang kecewa sebelumnya.


Allah Maha tau sedangkan kita tidak. Allah maha benar dan menepati janji. Allah maha penghitung dan sebaik-baiknya penghisab. So….ga ada alasan lagi kan buat berlama-lama bête..^^


SemangggKaa….J



Tidak ada komentar:

Posting Komentar